BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Teori
Salah satu ciri organisme adalah tumbuh dan
berkembang. Kedua aktifitas kehidupan ini tidak dapat dipisahkan karena
prosesnya berjalan bersamaan. Pertumbuhan diartikan sebagai pertambahan ukuran
atau volume serta jumlah sel secara irreversibel. Irreversibel maksudnya tidak
dapat kembali pada keadaan awal. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan. Pertiumbuhan pada tanaman terbagi dalam beberapa tahapan,yaitu perkecambahan
yang diikuti dengan pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder. Perkecambahan
merupakan proses munculnya tanaman kecil dari dalam biji. Untuk itu perlu
diketahui bagaimana proses perkecambahan itu terjadi beserta kondisi-kondisi
pada kecambah yang diberikan oleh faktor-faktor penyebab perkecambahan.
1.2 Tujuan Praktikum
Praktikum ini dilakukan untuk
mengatahui daya dan gaya kecambah.
1.3 Manfaat Percobaan
Manfaat dari praktikum
ini antara lain
·
Mahasaiswa dapat mengatahui daya dan gaya kecambah dari tanaman
kacang kedelai, jagung dan kacang hijau.
·
Mahasiswa mampu membedakan benih yang baik untuk penanaman.
·
Mahasiswa dapat memilih benih yang baik untuk tanaman budidaya
1.4 Rumusan Masalah
·
Bagaimana gaya dan daya kecambah kacang hijau
·
Bagaimana gaya dan daya kecambah kacang
kedelai
·
Bagaimana gaya dan daya kecambah jagung
BAB II
DASAR TEORI
2.1. Dasar Teori
Benih
adalah biji tanaman yang akan digunakan untuk perbanyakan tanaman secara
generative. Benih adalah alat perkembangabiakan secara generative memerlukan
waktu yang tepat agar dapat tumbuh dengan baik dan merupakan bahan tanaman yang
perlu mendapat penaungan dalam pembudidayaan tanaman, karena termasuk factor
penentu keberhasilan dan penggunaan benih bermutu tinggi akan mengurangi resiko
kegagalan budidaya. Oleh karena itu benih yang akan ditanam di uji telebih
dahulu dan dan gaya kecambah nya, agar diperoleh hasil yang memuaskan
Kuswanto
(1997), menyebutkan bahwa benih bermutu mempunyai pengertian bahwa benih
tersebut varietas nya benar dan murni mempunyai mutu genetic, mutu
fisiologisdan mutu fisik yang tinggi sesuai dengan mutu standar pada kelasnya.
Salah satu ukuran mutu benih dilihat dari fisiologi adalah perkecambahan benih
munculnya radikula dan pemulia pada benih merupakan ciri bahwa benih sedang
berkecambah. Benih berkualitas tinggi diantaranya dicirikan oleh nilai
persentase perkecambahan yang tinggi hal ini akan berpengaruh terhadap biaya
produksi yang ditanggungkan oleh petani.
2.2 Tahapan
Pertumbuhan
Pertumbuhan pada tanaman terbagi dalam
beberapa tahapan, yaitu perkecambahan yang diikuti dengan pertumbhan primer dan
sekunder.
2.3. Perkecambahan
Awal perkecambahan dimulai dengan berakhirnya
masa dormansi. Masa dormansi adalah berhentinya pertumbuhan pada tumbuhan
dikarenakan kondisi lingkungan yang tidak sesuai.Perkecambahan sering dianggap
sebagai permulaan kehidupan tumbuhan. Perkecambahan terjadi karena
pertumbuhan radikula (calon batang). Radikula
tumbuh ke bawah menjadi akar sedangkan plumula tumbuh ke atas menjadi batang.
Perkecambahan ditandai dengan munculnya
kecambah, yaitu tumbuhan kecil dan masih hidup dari persediaan makanan yang
berada dalam biji. Ada empat bagian penting pada biji yangt berkecambah,
yaitu batang lembaga (kaulikulus), akar embrionik (akar lembaga), kotiledon
(daun lembaga), dan pucuk lembaga (plumula). Kotiledon merupakan cadangan
makanan pada kecambah karena pada saat perkecambahan, tumbuhan belum bisa
melakukan fotosintesis. Air merupakan kebutuhan mutlak bagi perkecambahan.
Tahap pertama perkecambahan adalah penyerapan air dengan cepat secara imbibisi.
Air yang berimbibisi menyebabkan biji mengembang dan memecahkan kulit
pembungkusnya dan juga memicu perubahan metabolik pada embrio sehingga biji
melanjutkan pertumbuhan. Enzim-enzim akan mulai mencerna bahan-bahan yang
disimpan disimpan pada kotiledon, dan nutrient-nutriennya dipindahkan kebagian
embrio yang sedang tumbuh. Enzim yang berperan dalam pencernaan cadangan
makanan adalah enzim amylase, beta-amilase dan protease. Hormon giberelin
berperan penting untuk aktivasi dan mensintesis enzim-enzim tersebut.
Perkecambahan biji ada
dua macam yaitu epigeal dan hypogeal. Perkecambahan epigeal adalah
perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon terangkat ke atas tanah. Hal ini
disebabkan oleh hipokotil yang tumbuh memanjang. Akibatnya, plumula dan
kotiledon terdorong ke permukaan tanah, misalnya pada perkecambahan kacang
hijau (Phaseolus radiatus) dan kacang tanah (Arachis hypogaea).
Sedangkan perkecambahan hipogeal adalah perkecambahan yang mengakibatkan kotiledon
tetap tertanam di dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan memanjang
dari epikotil yang menyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di
atas tanah, sedangkan kotiledon tetap di dalam tanah, misalnya pada
perkecambahan kacang kapri (Pisum sativum), jagung (Zea mays),
dan padi (Oryza sativa).
Pertumbuhan
pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder.
2. Pertumbuhan Primer
Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan yang disebabkanoleh kegiatan titik tumbuh primer. Pertumbuhan
primer pada tumbuhan hanya terjadi pada bagian tertentu saja yaitu pada bagian
yang aktif membelah dan tumbuh. Bagian tersebut disebut jaringan meristem. Pada
jaringan meristem terdapat bagian titik tumbuh akar dan titik tumbuh batang yang
telah mulai terbentuk sejak tumbuhan masih berupa embrio.
Pertumbuhan primer adalah
pertumbuhan memanjang akibat aktivitas mereistem apical (jaringan yang ada
diujung akar dan dan ujung batang). Titik tumbuh batang terdapat pada tumbuhan
yang memiliki kuncup atau tunas. Pertumbuhan primer
menyebabkan batang dan akar bertambah panjang.
Pertumbuhan primer
pada ujung akar dan ujung batang dapat dibedakan menjadi 3 daerah yaitu:
a. Daerah
pembelahan sel, terdapat di bagian ujung akar.
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
Sel-sel di daerah ini aktif membelah (bersifat meristematik)
b. Daerah
perpanjangan sel, terletak di belakang daerah pembelahan.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
Sel-sel di daerah inimemiliki kemampuan untuk membesar dan
memanjang.
c. Daerah
diferensiasi sel, merupakan daerah yang sel-selnya
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
berdiferensiasi menjadi sel-sel yang mempunyai fungsi dan
struktur khusus.
3. Pertumbuhan Sekunder.
Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan
yang disebabkan oleh kegiatan cambium yang bersifat meristematik. Pertumbuhan
sekunder menyebabkan diameter batang bertambah besar. Pertumbuhan sekunder
hanya terjadi pada dikotil dan gymnospermae. Aktivitas pembelahan cambium
mengarah kea rah luar dan dalam. Aktivitas cambium ke dua arah mengakibatkan
bertambah tebal dan besar diameter batang.
A. Faktor-faktor
yang mempengaruhi Pertumbuhan pada tumbuhan
Pertumbuhan pada tumbuhan, baik tumbuhan
tingkat rendah maupun tingkat tinggi, secara umum dipengaruhi oleh faktor luar
dan faktor dalam.
1. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat
sekali hubungannya dengan proses pertumbuhan dan perkembangan. Beberapa faktor
eksternal yang mempengaruhi pertumbuhan tumbuhan adalah sebagai berikut:
•Air
dan mineral
•Kelembaban.
•Suhu
•Cahaya
matahari
•nutrisi
2. Faktor internal
Faktor internal merupakan
faktor yang melibatkan hormon dan gen yang akan mengontrol pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan. Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
1).
Auksin
2).
Giberelin
3).Sitokinin
4).
Gas Etilen
5).AsamAbsisat
6).Kalin :
6).Kalin :
a.Rhizokalin: merangsang pembentukan
akar
b.Kaulokalin: merangsang pembentukan
batang
c.Anthokalin: merangsang pembentukan
bunga
d.Filokalin: merangsang pembentukan
daun
a. Pengaruh Cahaya pada Pertumbuhan
Tumbuhan:
Cahaya matahari
bermanfaat bagi tumbuhan terutama sebagai energi yang nantinya digunakan untuk
proses fotosintesis.Cahaya juga berperan dalam proses
pembentukan klorofil. Akan tetapi cahaya dapat bersifat sebagai penghambat (inhibitor)
pada proses pertumbuhan, hal ini terjadi karena cahaya dapat memacu difusi
auksin ke bagian yang tidak terkena cahaya. Sehingga, proses perkecambahan yang
diletakan di tempat yang gelap akan menyebabkan terjadinya etiolasi. Intensitas
pencahayaan atau penyinaran yang berbeda akan menghasilkan macam pertumbuhan
tumbuhan yang berbeda. Respons tumbuhan terhadap panjang penyinaran yang
berariasi disebut fotoperiodisme. Respons itu meliputi dormansi (masa tidur
yang bertujuan mengatasi masa/musim yang tidak menguntungkan untuk tumbuh),
pembungaan, perkecambahan, dan perkembangan batang serta akar.
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Metode Penelitian
Metode
penelitian dilakukan dengan cara eksperimen.
3.1.1. Alat dan bahan
Bahan
yang digunakan adalah beberapa jenis tanaman pangan, tisu, air.
Alat
yang diguankan alat tulis menulis, cawan petridish, pipet, pinset
3.1.2. Langkah kerja
Benih kacang hijau
§ Siapkan benih kacang hijau sebanyak 50 butir
§ Siapkan kertas tisu,kemudian masukan kedalam
petridish
§ Basahi tisu didalam petridish dengan air sehingga
menjadi lembab
§ Letakan benih kacang hijau diatas tisu yang telah
lembabkan.
§ Tutup cawan petridish dan beri label kelompok
§ Lakukan pengamatan setiap hari sampai hari ke 7
Benih jagung
§ Siapkan benih jagung sebanyak 50 butir
§ Siapkan kertas tisu,kemudian masukan kedalam
petridish
§ Basahi tisu didalam petridish dengan air sehingga
menjadi lembab
§ Letakan benih jagung diatas tisu yang telah
lembabkan.
§ Tutup cawan petridish dan beri label kelompok
§ Lakukan pengamatan setiap hari sampai hari ke 7
Kacang kedelai
§ Siapkan benih kacang kedelai sebanyak 50 butir
§ Siapkan kertas tisu,kemudian masukan kedalam
petridish
§ Basahi tisu didalam petridish dengan air sehingga
menjadi lembab
§ Letakan benih kacang kedelai diatas tisu yang telah
lembabkan.
§ Tutup cawan petridish dan beri label kelompok
§ Lakukan pengamatan setiap hari sampai hari ke 7
3.2 Tempat Penelitian
Penelitian
ini dilaksanakan di ruang lab Agronomi gedung OCF fakultas pertanian
Universitas Mulawarman.
3.3 Waktu Penelitian
Penelitian
berlangsung selama 7 hari. Pada tanggal 06/05/2014
3.4. Objek Penelitian
Objek penelitian
adalah kacang hijau (Phaseolus radiatus) jagung (Zea Mays). Dan kacang kedelai (
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN
PEMBAHASAN
4.1 Hasil penelitian
4.1.1 Tabel hasil
penelitian
Tabel 1 : Hasil percobaan
pertumbuhan benih
benih
|
Benih berkecambah
|
jumlah
|
||||||
1
|
2
|
3
|
4
|
5
|
6
|
7
|
||
Kacang kedelai
|
-
|
-
|
14
|
3
|
-
|
8
|
-
|
25
|
Kacang hijau
|
46
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
-
|
46
|
jagung
|
-
|
-
|
40
|
9
|
-
|
-
|
-
|
49
|
4.2 Pembahasan
Berdasarkan data tabel di atas
perkecambahan bahan tanam atau benih kacang hijau pada hari 1 lebih dahulu
tumbuh, di tunjukan dengan tumbuhnya benih dari 50 benih yang dikecambahkan
yang mampu tumbuh pada hari pertama adalah 46 benih yang tumbuh, sehingga dapat
dikategorikan benih kacang hijau mempunyai daya tumbuh 92% dan tidak mempunyai
masa dormansi karena sejak hari pertama setelah diperlakukan dengan faktor-faktor
yang dapat mempengaruhi pertumbuhan, benih akacang hijau langsung tumbuh. hal
ini dapat ditujakan dengan hasil dari data dipraktikum. Benih kacang hijau akan
segera tumbuh apabila berada pada kondisi lingkungan yang mendukung diantaranya
adalah kelembaban, akan tetapi hasil dari perkecambahan yang dilakukan tidak
didukung dengan penyinaran energi surya, sehingga tanaman mengalami etiolasi,
dan tanaman dari hasil perkecambahan tidak akan mampu bertahan dilapangan.
Untuk perkecambahan benih jagung berdasar
data tabel diatas menunjukan perkecambahan jagung di mulai sejak hari ke 3 dan
benih jagung yang hanya mampu tumbuh adalah sebanyak 40 benih kemudian disusul
pada hari ketiga sebanyak 9 benih yang tumbuh, dari total benih yang
dikecambahkan sebanyak 50 benih, yang hanya tumbuh adalah 49 benih maka dapat
dikatakan bahwa benih jagung yang digunakan untuk bahan praktikum mempunyai
daya tumbuh 98%, namun dalam praktikum perkecambahan jagung ditemukan beberapa
hasil perkecambahan yang terindikasi berjamur, beberapa faktor yang dapat
menimbulkan adanya jamur pada bahan praktikum benih jagung diantarnya
kelembaban yang tinggi, proses pada saat peletakan benih kedalam cawan
petridish tidak steril, sehingga pada saat terjadi perkecambahan beniht
terinfeksi jamur.
Untuk kacang kedelai, perkecambahan
yang terjadi, di mulai pada hari ke 3 sebanyak 14 benih yang tumbuh, kemudian
pada hari ke 4 sebanyak 3 benih yang tumbuh, sehingga untuk benih kacang
kedelai mempunyai daya tumbuh 34%, hasil ini membuktikan bahwa benih kacang
kedelai ini memiliki daya dormansi yang tinggi sehingga sampai hari ke empat
bahkan hari terakhir jumlah yang berkecambah hanya 25 benih. Dan juga pada
benih yang yang tumbuh dan yang tidak terdapat indikasi jamur, ini di sebabkan
kelembaban pada cawan petridish tinggi, dan juga keadaan cawan petridish yang
tidak steril.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan,
dapat disimpulkan bahwa perkecambahan banyak dipengaruhi oleh faktor cahaya dan
hormon, walaupun faktor yang lain ikut mempengaruhi. Untuk beberapa benih
kacang hijau mempunyai daya cukup yang cukup dan lebih cepat di banding dengan
benih benih yang lain, untuk benih kacang hijau terlihat lebih tahan terhadap
jamur, dan untuk benih benih yang lainnya di jumpai beberpa jamur yang tumbuh
pada benih, untuk daya kecambah nya itu sendiri kacang kedelai hanya menunjukan
daya tumbuh 34%, hal ini disebabkan beberapa factor yang mempengaruhinya.
DAFTAR PUSTAKA
Riandri, Henny,2009. Theory
and Application of Biology 3 for Grade XII of Senior High School and Islamic
Senior High School. Solo: Bilingual.
Sudjadi, B dan
Laila, Siti. 2007. BIOLOGI
3A Sains dalam kehidupan.
Surabaya: Yudhistira.
Zhamal, 2008. Pengaruh
Cahaya Terhadap Pertumbuhan Biji Kacang Hijau. Http://catatanzhamal.blogspot.com/
Soerga, N., 2009. Pola
Pertumbuhan Tanaman.Http://soearga.wordpress.com/
www.wikipidia.org.id
Riyanto,
Soehartini ,2006. Dasar-Dasar Agronomi. Samarinda:
Program Studi Agronomi Fakultas Pertanian Universitas Mulawarman
Tidak ada komentar:
Posting Komentar