Sabtu, 17 Januari 2015

Tanaman Semusim

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang
Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama di Indonesia. Jumlah jagung yang diproduksi oleh masyarakat belum cukup untuk memenuhi permintaan pasar karena masih banyak masyarakat yang belum mengetahui tentang bagaimana cara membudidayakan jagung yang benar dan baik dan tanah atau lahan untuk tanaman jagung telah banyak dialih fungsikan sebagai gedung-gedung dan lain-lain. Perusahaan swasta pun juga belum memproduksi jagung secara optimal. Jagung juga sebagai makanan pokok di suatu daerah tertentu dan diubah menjadi beberapa makanan ringan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat sehingga kebutuhan akan jagung meningkat di masyarakat.
Hasil tanaman jagung juga dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu masih belum optimalnya penyebaran varietas unggul dimasyarakat, pemakaian pupuk yang belum tepat, penerapan teknologi dan cara bercocok tanam yang beum diperbaiki. Usaha untuk meningkatkan produksi tanaman jagung adalah peningkatan taraf hidup petani dan memenuhi kebutuhan pasar maka perlu peningkatan produksi jagung yang memenuhi standard baik kualitas dan kuantitas jagung yan dihasilkan tetapi dalam melakukan hal tersebut perlu mengetahui atau memahami karakteristik tanaman jagung yang akan ditanam seperti morfologi, fisiologi dan agroekologi yang diperlukan oleh tanaman jagung sehingga dapat meningkatkan produksi jagung di Indonesia.

Banyak kegunaan tanaman jagung selain sebagai makanan tetapi jagung dapat dijadikan sebagai tepung, jagung rebus, jagung bakar dan lain-lain sehingga dapat meningkatkan permintaan untuk tanaman jagung. Semakin banyak permintaan pasar maka akan meningkatkan jumlah permintaan sehingga produksi tanaman atau barang akan semakin menurun karena stok barang semakin menipis serta meningkatkan harga barang. Jagung juga mengandung karbohidrat yang sangat banyak dibutuhkan oleh masyarakat. Keunggulan komparatif dari tanaman jagung banyak diolah dalam bentuk tepung, makanan ringan atau digunakan untuk bahan baku pakan ternak. Hampir seluruh bagian tanaman dapat dimanfaatkan untuk keperluan manusia baik langsung maupun tidak langsung. Sejalan dengan perkembangan industri pengolah jagung dan  perkembangan sektor peternakan,  permintaan akan jagung cenderung semakin meningkat.
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman Leguminosaeyang cukup penting di Indonesia. posisinya menduduki tempat ketiga setelah kedelai dan kacang tanah. Sampai saat ini perhatian masyarakat terhadap kacang hijau masih kurang. Kurangnya perhatian ini diantaranya disebabkan oleh hasil yang dicapai per hektarnya masih rendah.
Di samping itu, panen kacang hijau ini harus dikerjakan beberapa kali. Peningkatan produksi kacang hijau dilakukan dengan cara memperbaiki kultur teknis petani, mendapatkan varietas-varietas yang produksinya tinggi dan masak serempak, serta peningkatan usaha pasaca panen. Dari segi agronmis dapat dilakukan dengan tindakan pengairan, pemupukan NPK dan pengaturan jumlah populasi, jarak tanam, sanitasi, pengendalian hama dan penyakit tanaman.
Setiap tanaman dalam sikus hidupnya pastiakan mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Dalam pertumbuhan tanaman kacang hiaju terdapat berbagai faktor pembatas yang akan menentukan periode pertumbuhannya.Faktor-faktor pembatas tersebut secara garis besar terdiri dari faktor abiotik dan biotik. Dalam praktikum ini kami ingin mencoba mengetahui faktor-faktor pembatas pada pertumbuhan kacang hijau.

1.2. Tujuan Praktikum
1.      Mahasiswa dapat melakukan budidaya tanaman jagung, mulai dari pengolahan lahan hingga panen.
2.      Mahasiswa dapat mengetahui respon tanaman jagung secara aditif.

1.2. Manfaat Praktikum
Untuk mengetahui cara membudidayakan tanaman secara tumpang sari dan melihat pengaruh yang dihasilkan.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Tinjauan Umum Tanaman Jagung (Zea Mays L)
2.1.1. Tanaman Jagung
Jagung merupakan salah satu contoh tanaman C4 yang berarti lebih banyak membutuhkan sinar matahari yang cukup dalam setiap pertumbuhan tanaman tersebut. Tanaman C4 merupakan tanaman yang memerlukan intensitas cahaya matahari yang lebih tinggi sehingga tanaman ini dapat membentuk rantai carbon sebanyak 4 buah dalam menambat carbon dioksida (CO2) dalam melangsungkan fotosintesis (Salisburi dan Ross, 1995). Untuk tanaman jagung tiak perlu diadakan naungan karena salah satu tanaman C4. Sehingga jagung lebih cocok dalam suhu antara 20-300 C dan ketinggian antara 50-1800 m dari permukaan laut. Tanaman jagung juga termasuk tanaman monokotil yang berarti tidak memiliki kayu pada bagia batangnya dan termasuk dalam famili rumput-rumputan.
2.1.2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prtumbuhan
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi tanaman jagung dapat dari berbagai hal, salah satu contohnya yaitu faktor iklim. Iklim merupakan keadaan dimana yang sangat menentukan sehingga tidak semua tanaman dapat tumbuh pada setiap iklim. Selain iklim dapat menentukan produktivitas tanaman jagung tetapi dapat juga menentukan dalam hal kandungan gizi yang dihasilkan tanaman tetapi masyarakat tidak mementingkan gizi yang terkandung dalam tanaman jagung tersebut. Indonesia merupakan salah satu negara yang memiliki iklim tropis yang hanya memiliki 2 musim yaitu musim hujan dan kemarau. Untuk daerah iklim tropis kandungan gizi dalam tanaman hanya banyak mengandung karbohidrat yang tinggi tetapi rendah kandungan protein pada setiap tanaman yang dihasilkan (Kartasapoetra, 1990).

Peningkatan produktivitas tanaman jagung merupakan hal yang penting dalam memenuhi kebutuhan pasar di Indonesia. Dalam hal peningkatan produksi tanaman jagung ini perlu memperhatikan berbagai faktor seperti iklim, esensial, hama dan penyakit danvarietas tanaman yang akan ditanam. Salah satu faktok iklim yang berpengaruh dalam meningkatkan produksi tanaman adalah cahaya. Cahaya merupakan hasil dari gabungan antara berbagai warna yang ditimbulkan oleh sinar matahari atau benda lain yang dapat menghasilkan cahaya. Bagi tanaman cahaya sangat penting karena menyangkut berbagai hal dalam melakukan fotosintesis yang dibutuhkan oleh tanaman untuk melangsungkan hidupnya. Bukan hanya dalam hal fotosintesis cahaya yang diperlukan oleh tanaman tetapi proses pekembangan seperti perkecambahan, perpanjangan batang, membukanya hipocotyl, perluasan daun, sintesa klorofil, gerakan batang dan daun, pembukaan bunga dan dormansi tunas (Fitter dan Hay, 1992).
2.1.3. Irigasi Jagung
Irigasi merupakan salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman dengan membuat saluran-saluran irigasi sehingga ketika air dibutuhkan oleh tanaman petani perlu mengalirkan air ke dalam petak tanaman jagung tersebut. Hal ini tersebut merupakan salah satu manfaat pengairan atau irigasi bagi tanaman dan petani. Untuk tanaman jagung panjang akar hanya mencapai panjang 25 cm sehingga dalam mencari sumber air tanaman jagung tidak dapat menjangkau air tanah yang dalam. Untuk irigasi tanaman jagung lebih baik menggunakan irigasi bawah permukaan karena panjang akar tanaman jagung tidak cukup untuk menjangkau air tanah yang dalam selain itu irigasi ini hanya diperuntukkan bagi tanaman produksi (Al Omran et al, 2012).


2.2. Tinjauan Umum Tanaman Kacang Hijau (Vigna Radiata)
2.2.1 Klasifikasi Tanaman Kacang Hijau
Kacang hijau merupakan salah satu tanaman semusim yang berumur pendek (kurang lebih 60 hari). Tanaman ini disebut juga mungbean, green gram atau golden gram. Dalam dunia tumbuh-tumbuhan.
Kemudian didalam tanaman kacang ada beberapa jenis tanaman yang ada di Indonesia ada 2  ( dua ) tipe yaitu :



1.      Tipe tegak.
Jenis Kacang ini tumbuh lurus atau sedikit miring keatas, buahnya terdapat pada ruas-ruas dekat rumpun, umumnya pendek ( genjah ) dan kemasakan buahnya serempak.
2.      Tipe menjalar.
Jenis ini tumbuh kearah samping, batang utama berukuran panjang, buah terdapat   pada ruas-ruas yang berdekatan dengan tanah dan umumnya berumur panjang.
3.      Manfaat Tanaman
Tanaman Kacang tanah bisa dimanfaatkan untuk makanan ternak, sedang bijinya dimanfaatkan sebagai sumber protein nabati , minyak dan lain-lain.
2.2.2. Syarat Tumbuh
Syarat tumbuhnya penanam kacang juga dilihat dari :
a.       Iklim
Di Indonesia, tanaman Kacang Tanah cocok ditanam didataran rendah yang berketinggian dibawah 500 m diatas permukaan laut. lklim yang dibutuhkan tanaman Kacang Tanah adalah bersuhu tinggi antara 25°C – 32°C, sedikit lembab ( rH 65 % – 75 % ), curah hujan 800 mm -1300 mm per tahun, tempat terbuka.
b.      Media Tanam / Tanah.
Tanaman Kacang Tanah membutuhkan tanah yang berstruktur ringan, seperti tanah regosol, andosol, latosol dan alluvial. Kacang tanah dapat dibudidayakan di lahan sawah berpengairan, sawah tadah hujan, lahan kering tadah hujan. Hal yang paling penting diperhatikan dalam pemilihan lahan adalah :
- Tanah cukup subur, gembur serta bertekstur ringan.
- Tanah berdrainase dan beraerasi baik.
- PH antara 6,0 -6,5.
2.2.3        Pedoman Budidaya
Dalam penanaman juga kita melihat terhada yakni:



a)      Benih.
1.      Benih berasal dari tanaman sehat, bebas hama dan penyakit, kualitas bijinya baik dan mempunyai kemurnian tinggi sehingga dapat berkecambah cepat dan merata.
2.      Dipanen tepat pada waktunya ( sudah cukup tua ) , polong tidak pecah, pengolahan basil dan pengupasan benih dilakukan dengan baik.
3.      Mempunyai hasil tinggi dan berumur genjah.
b)      Pengolahan Tanah
Pengolahan tanah dilakukan dengan alat cangkul, luku atau traktor sedalam 20- 30 cm. Tujuan pengolahan tanah adalah untuk memperbaiki struktur dan aerasi tanah agar pertumbuhan akar dan pengisapan zat hara oleh tanaman dapat berlangsung dengan baik.
c)      Penanaman
1.      Waktu tanam
2.      Waktu tanam yang paling baik dilahan tegalan ( kering ) adalah pada awal musim hujan ( Oktober – Nopember ). Di lahan sawah penanaman dapat dilakukan pada bulan April -Juni ( Palawija I ) atau bulan Juli -September) Palawija II ).
3.      Cara tanam
4.      Penanaman dilakukan dengan menggunakan tugal sedalam 3 cm dengan 2 butir benih perlubang dan jarak tanam 40 cm x 10 cm. Kemudian lubang tanam ditutup tanah secara tipis.
d)     Pemeliharaan Tanaman
1.      Pemupukan
Pemupukan dilakukan dengan menggunakan pupuk Urea, SP36 dan KCI dengan dosis 60-90 kg Urea, 60-90 kg SP36 dan 50 kg KCI. Per hektar.
Pemupukan dilakukan dengan memasukkan pupuk kedalam lubang tugal disisi kiri kanan lubang tanam atau disebar merata kedalam larikan.
2.      Penyulaman
Penyulaman dilakukan apabila ada benih yang tidak tumbuh. Penyulaman dilakukan dengan membuat lubang tanam baru pada bekas lubang tanam terdahulu. Tujuan dari penyulaman ini adalah untuk mempertahankan populasi.
3.      Penyiangan dan Pembumbunan
Penyiangan dilakukan 2 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada saat tanaman berumur 21 hari setelah tanam dan penyiangan kedua dilakukan pada umur 40 bari setelah tanam. Pada penyiangan kedua ini juga dilakukan pembumbunan yaitu tanah digemburkan kemudian ditimbun didekat pangkal batang tanaman. Pembumbunan bertujuan memudahkan bakal buah menembus permukaan tanah sehingga pertumbuhannya optimal.
4.      Pengairan
Tanaman kacang tanah tidak menghendaki air yang menggenang. Fase kritis untuk tanaman Kacang Tanah adalah rase perkecambahan, rase pertumbUhan dan rase pengisian polong. Waktu pengairan yang baik adalah pagi atau sore hari dengan cara dileb hingga tanah cukup basah.
e)      Hama dan Penyakit Kacang Tanah
1.      Penyakit Layu.
Penyakit Layu disebabkan oleh bakteri Xanthomonas Solanacearum. Pada siang hari waktu sinar matahari terik tanaman sekonyong-konyong terkulai seperti disimm air panas, tanaman langsung mati. Cara pengendalian dengan pergiliran tanaman.
2.      Penyakit Bercak Daun
Penyakit Bercak daun disebabkan oleh cendawan Cercospora personata. Bercak yang ditimbulkan pada daun sebelah atas coklat sedangkan sebelah bawah daun hitam. Ditengah bercak daun kadang-kadang terdapat bintik hitam dari Conidiospora. Cendawan ini timbul pada tanaman umur 40 -50 hari hingga 70 hari. Cendawan ini dapat dikendalikan dengan Anthmcol atau Daconil.
3.      Penyakit Selerotium.
Penyakit ini disebabkan oleh Selerotium rolfsii, merusak tanaman pada waktu cuaca lembab. Cendawan menyerang pada pangkal batang, bagian dari tanaman yang lunak, menimbulkan bercak-bercak hitam. Tanaman yang terserang akan layu dan mati.
Pengendalian : dengan memperbaiki pengairan, agar air pengairan dapat mengalir.
4.      Penyakit Karat.
Penyakit ini disebabkan oleh Uromyces arachidae, menyerang tanaman yang masih muda menyebabkan daun berbintik-bintik coklat daun menjadi mongering. Pengendaliannya dengan menanam varitas yang tahan.
5.      Hama Empoasca.
Hama yang penting bagi tanaman kacang tanah adalah hama Empoasca. Hama ini tidak terlalu merugikan bagi tanaman kacang tanah. Cara pengendaliannya dengan penyemprotan Azodrin, Karphos atau lnsektisida yang tersedia.
2.2.4        Panen
Penentuan saat panen yang tepat harus disesuaikan dengan tujuan penggunaan produk Kacang Tanah. Pedoman umum yang digunakan sebagai kriteria penentuan saat panen Kacang Tanah adalah sebagai berikut :
- Sebagian besar daun menguning dan gugur ( rontok ).
- Tanaman berumur 85 -110 hari tergantung,Varietasnya. -Sebagian besar polongnya ( 80 % ) telah tua. “
-Kulit polong cukup keras dan berwarna cokelat kehitam-hitaman.
- Kulit biji tipis dan mengkilap.
- Rongga polong telah berisi penuh dengan biji.
Panen dilakukan dengan mencabut batang tanaman secara hati-hati agar polongnya tidak tertinggal dalam tanah.





III. METODE PRAKTIKUM


3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum Budi daya Jagung dan kacang hijau secara tumpang sari dilaksanakan dilahan praktikum Fakultas Pertanian. Penanaman jagung dan kacang hijau dilakukan pada tanggal 18 oktober 2014.

3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah benih jagung, kacang hijau, Urea, SP-36, dan KCL di tambah pupuk kandang ayam. Sedangkan alat yang digunakan adalah cangkul, parang, tali rafia, janka sorong, dan meteran.

3.3. Pelaksanaan Praktikum
3.3.1. Persiapan lahan
Persiapan lahan dilakukan dengan membersihkan lahan dari rumput-rumput yang tumbuh. Pengolahan tanah dilakukan saat akhir musim kemarau dengan cara di cangkul sedalam 30 cm di atas permukaan tanah diharapkan agar pathogen yang terdapat di tanah bisa mati, tanah kemudian di buat bedengan selebar 1 m dengan panjang 3 m, setelah selesai membuat bedengan kemudian di berikan pupuk kandang dengan dosis 900 gr/petak dengan cara menebarkan di atas permukaan hingga rata kemudian bedengan dibiarkan selama 1 minggu.
3.3.2 Penanaman
Penanaman benih jagung dan kacang hijau dilakukan satu minggu setelah pengolahan tanah, jarak tanam yang digunakan untuk jagung adalah 75 cm x 30 cm dan jarak tanam kacang hijau 25 cm x 30 cm, dengan membuat lubang tanam secara di tugal sedalam 5 cm. untuk setiap lubang tanam di tanam 3 biji untuk jagung dan kacang hijau sama.
3.3.3. Pemeliharaan
Pemeliharaan tanaman meliputi penyiraman, pemupukan penyulaman, penyiangan, penjarangan, pembumbunan dan pengendalian hama penyakit. Untuk penyiraman dilakukan pagi dan sore setiap hari. Untuk pemupukan dilakukan secara larikan pada barisan tanaman dengan dosis urea 135 gr/petak, sp36 45 gr/petak dan KCL 45 gr/petak. Pemberian dilakukan 3 kali. Penyulaman dilakukan saat satu minggu setelah tanam benih. Penjarangan dilakukan 2 minggu setelah tanam dengan menyisakan masing-masing 2 tanaman perlubang jagung maupun kacang hijau. Yang pertumbuhannya sehat. Penyiangan dilakukan setelah tanamn berusia 15 hari setelah tanam dan dilakukan setiap 2 minggu sekali. Penyiangan dapat dilakukan dengan menggunakan tangan atau bantuan alat. Penyiangan diusahakan tidak menganggu perakaran tanaman. Kegiatan pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan untuk memperkokoh posisi batang tanaman agar tidak mudah rebah dan menutup akar yang bermunculan di atas tanah karena adanya aerasi. Pembumbunan dilakukan dengan menimbun tanah disebelah kanan dan kiri barisan tanaman. Pengendalian hama dan penyakit dilakukan sesuai dengan hama dan penyakit yang menyerang.

3.4. Pengamatan tanaman jagung
3.4.1. Tinggi tanaman ( cm )
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan umur 20 hst, 40, hst,dan 60 hst. Pengukuran dilakukan pada 4 sampel dengan cara mengukur tinggi batang jagung diatas permukaan tanah sampai dengan titik tumbuh terpanjang.

3.5. Pengamatan tanaman kacang hijau
Pengamatan yang hanya dilakukan pada 4 sampel perpetak .
Variabel yang diamati, yaitu :
1.      Tinggi tanaman (cm)
Dilakukan saat tanaman berumur 20 dan 40 hst. tanaman diukur mulai pangkal batang hingga titik tumbuh tanaman.





IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Tanaman Jagung
Table 1 hasil pengamatan seluruh kelompok pada tinggi tanaman jagung

4.2. Pembahasan Tanaman Jagung
1.      Tinggi pada Umur 20 HST
Tanaman jagung yang ditanam dilahan praktikum fakultas pertanian secara tumpang sari dengan kacang hijau yang dilakukan oleh 15 kelompok mahasiswa pada umur 20 HST menunjukan tinggi tanaman yang relatif seragam,  yang diperoleh rata-rata tinggi tanaman jagung 58.2 cm hal ini menunjukan bahwa tanaman jagung pada usia ini mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.
2.      Tinggi pada Umur 40 HST
Tinggi tanaman jagung mengalami peningkatan hampir tiga kali lipat pada usia sebelumnya yang hanya mencapai 58.2 pada umur 20 HST dan pada umur 40 HST 174.9 ini menunjukan pada usia menjelang ke 40 HST tanaman jagung mengalami pertumbuhan yang tinggi sehingga di duga pada usia ini tanaman jagung harus diberikan pupuk yang optimal sehingga pertumbuhan tanaman jagung dapat tumbuh secara optimal

4.3 Hasil Tanaman Kacang Hijau
Table 2 hasil pengamatan seluruh kelompok pada tinggi tanaman kacang hijau


4.4. Pembahasan Tanaman Kacang Hijau
Tanaman kacang hijau yang ditanam pada populasi satu tanaman dan pemberian air setiap hari memberikan hasil yang paling baik dari pada populasi lima tanaman dan pemberian air tiap hari. Dengan perlakuan populasi satu tanaman dan pemberiaan air tiap hari memberikan tinggi tanaman tertinggi yaitu 57 cm, jumlah daun terbanyak yaitu 3,2 helai, luas daun terluas 226, 08 cm2 dan bobot kering 7,40 g. Sedangkan pada perlakuan poulasi lima tanaman dan pemberian air tiap hari menghasilkan tinggi tanaman terpendek yaitu 37,22 cm, jumlah daun 2,12 helai daun. Dan luas daun paling sempit yaitu 58,81 cm2., bobot kering paling ringan yaitu 2,02 g.
Table pada data hasil pengamatan yang dilakukan oleh 15 kelompok menunujukan pertumbuhan tinggi tanaman kacang hijau pada usia 0 sampe 20 HST relative seragam pada tanaman sampel 1-4 adapaun untuk sampel tanaman 5-6 menunjukan pertumbuhan yang terhambat hal ini dapat disebabkan oleh beberapa factor kemungkinan nya adalah cahaya yang diterima oleh tanaman sampel 5-6 mungkin kurang sehingga pertumbuhan tinggi nya terhambat dan pemberian pupuk pada tanaman sampel 5-6 kurang.
V. PENUTUP

5.1. Kesimpulan
1.      Mahasiswa jurusan agroekoteknologi telah melaksanakan praktikum budi daya tanaman jagung secara tumpang sari dengan kacang hijau walaupun hanya sampe pada umur 40 HST yang telah diamati
2.      Respon tanaman jagung menunujukan pertumbuhan yang tinggi pada umur 20 HST ke 40 HST sehingga perlu pemupukan yang optimal pada usia ini
5.2. Saran
1.      Sarana prasarana yang menunjang untuk terlaksananya praktikum agar ditingkatkan seperti halnya ketersediaan air untuk kebutuhan tanaman, air merupakan kebutuhan yang sangat dibutuhkan sehingga keberhasilan terlaksananya praktikum dengan baik tergantung dari sarana dan prasarana yang mendukung





DAFTAR PUSTAKA


Al Omran et al. 2012. Management of Irrigation Water Salinity in Greenhouse Tomato Production under Calcareous Sandy Soil and Drip Irrigation. Journal Of Agricultural Science And Technology. Vol 14:939-950.
Fitter dan Hay. 1992. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.
Kartasapoetra, Ance Gunarsih. 1990. Klimatologi Pengaruh Iklim Terhadap Tanah dan Tanaman. Jakarta: Bumi Aksara.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid Dua Biokimia Tumbuhan Edisi Keempat. Bandung: ITB.

Tanaman Semusim

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Jagung merupakan salah satu komuditas utama yang banyak dibudidayakan oleh masyarakat terutama...